KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami
sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN”
Makalah ini berisikan tentang
informasi Pekembangan Teknologi Keyboard dan Mouse atau yang lebih khususnya
membahas sejarah dan macam-macam Keyboard dan Mouse.Diharapkan Makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Teknologi
Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita.Amin.
Surabaya, 29 Juli 2012
Jihan Candra Pratama
BAB
I
I.
Pendahuluan
Perkembangan
dalam bidang sains terutama smart material membawa dampak yang luar
biasa dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, terutama komputer.
Komputer dari tahun-ketahun mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama
kemampuan dan kecepatannya menyimpan, mengolah, dan mengirim data.
Dengan kemampuan komputer yang sangat tinggi,
memungkinkan teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat,
demikian juga aplikasinya. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan komputer
saat ini dan arahnya nanti ke depan maka akan dibahas perkembangan teknologi
komputer yang mendasari teknologi informasi dan komunikasi dan aplikasinya
dalam dunia pendidikan terutama dalam pembelajaran.
BAB
II
II.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Istilah Teknologi Informasi dan
Komunikasi berasal dari bahasa Inggris
Information and Comunication Technology
(ICT).
Teknologi (technology)
merupakan alat atau sarana teknis yang
digunakan manusia untuk meningkatkan
perbaikan/penyempurnaan lingkungannya.
Teknologi merupakan suatu
pengetahuan tentang cara menggunakan
alat dan mesin untuk melaksanakan tugas
secara efisien. Selain itu,
teknologi dapat juga dikatakan sebagai pengetahuan,
alat, dan sistem yang digunakan untuk membuat
hidup lebih mudah dan lebih baik
(make our life more easy and
comfortable). Melalui pemanfaatan teknologi
memungkinkan orang dapat
berkomunikasi dan/atau menyampaikan/menerima
informasi dengan lebih baik dan lebih
cepat.
Perkembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi tergantung pada
perkembangan komputer. Semakin pesat
perkembangan komputer, semakin pesat
pula perkembangan TIK.
Komputer adalah suatu mesin yang
menggunakan sistem pemrograman
yang didisain untuk melaksanakan operasi
aritmetika dan operasi logika secara
sistematis dan otomatis. Komputer
konvensional terdiri dari beberapa memori
untuk penyimpan data, paling sedikit
satu memori yang dapat melaksanakan
operasi aritmetika dan logika, dan unsur
pengurut dan pengontrol yang dapat
mengubah susunan operasi yang didasari
pada informasi yang disimpan. Unit
pemrosesan komputer mampu melangsungkan
sederet instruksi yang dapat dibaca,
dimanipulasi dan menyimpan data.
Komputer elektronik pertama dikembangkan
pada pertengahan abad 20
(1940–1945). Komputer modern yang
didasari atas sirkuit terintegrasi (integrated
circuits, IC) memiliki
kemampuan jutaan – miliar kali lebih tinggi dibandingkan
komputer pertama. Komputer personal
dalam berbagai bentuknya merupakan
ikon era informasi (Information Age).
Nanotransistor
Kemampuan komputer tergantung
sekali dengan teknologi IC. Perusahan
komputer telah mampu mengebangkan chips
yang menggunakan teknologi fabrikasi 32
nanometer (Klabunde, 2001 dan Ratner,
2003).
Chips tersebut terdiri dari sekitar 1.9
miliar
transistor dalam kepingan chip tunggal.
Semakin banyak transistor yang mampu
dimuat
dalam single chip maka komputer memiliki
kemampuan semakin tinggi.
Sebagai perbandingan, Pentium 4 menggunakan
chip dengan 42 juta
transistor berukuran 0,18 mikron atau
180 nanometer. Pada tahun 2011, ukuran
transistor semakin kecil mencapai 0,025
mikron (25 nm). Semakin banyak
transistor berarti chips semakin cepat.
Dengan satu miliar transistor dalam satu
chip akan menghasilkan kecepatan 10 – 20
GHz.
Teknologi
Layar
Seiring dengan evolusi transistor,
teknologi layar (monitor) yang
digunakan untuk tampilan komputer juga
mengalami evolusi. Perkembangan
dalam bidang smart material telah
mengubah teknologi layar (display technology)
dari monitor Cathode Ray Tube (CRT)
menjadi Liquid Crystal Display (LCD),
plasma display, dan terakhir Light
Organic Emiting Diode (LOED) display.
Teknologi LOED display menggunakan smart
material polimer penghantar listrik
(György, 2008), sehingga ketebalan layar
menjadi semakin tipis, sampai suatu
saat nanti akan dihasilkan layar
fleksibel.
Chips dengan teknologi transistor
ukuran 32 nm.
BAB
III
III.
Aplikasi TIK dalam Pembelajaran
Pemahaman mengenai teknologi informasi
dan komunikasi dalam konteks
pembelajaran di kelas adalah sebagai
alat atau sarana (Haddad, 2005) yang
digunakan untuk melakukan
perbaikan/penyempurnaan kegiatan pembelajaran
sehingga para pebelajar menjadi lebih
otonom dan kritis dalam menghadapi
masalah, yang pada
akhirnya bermuara pada peningkatan hasil kegiatan belajar
pebelajar (Karsenti, 2005). Teknologi
dapat dan benar-benar membantu pebelajar
mengembangkan semua jenis keterampilan,
mulai dari tingkat yang sangat
mendasar sampai dengan tingkat
keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi
(MacKinnon, 2005).
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
memberikan rumusan pengertian
mengenai TIK sebagai bagian dari ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Lebih jauh dikemukakan bahwa TIK secara
umum adalah semua teknologi yang
berhubungan dengan pengambilan,
pengumpulan (akuisisi), pengolahan,
penyimpanan, penyebaran, dan penyajian
informasi. Pemahaman TIK yang
demikian ini mencakup semua perangkat
keras, perangkat lunak, kandungan isi,
dan infrastruktur.
Dari uraian yang telah dikemukakan di
atas mengenai TIK, maka
penerapannya di lingkungan
pendidikan/pembelajaran dapatlah dikatakan bahwa
TIK mencakup perangkat keras, perangkat
lunak, kandungan isi (materi
pelajaran/perkuliahan), dan
infrastruktur yang fungsinya berkaitan dengan
pengambilan, pengumpulan (akuisisi),
pengolahan, penyimpanan, penyebaran,
dan penyajian informasi (materi
pelajaran/perkuliahan).
Dalam blue print TIK untuk
pendidikan, fungsi-fungsi TIK digambar
sebagai sebuah bangunan gedung. Terdiri dari
pondasi, tiang, dan atap,
sebagaimana dapat dilihat pada gambar
PERANAN TIK DI INDONESIA
Pertama, dapat kita lihat
bahwa TIK berfungsi sebagai Sumber Belajar, dapat
berupa referensi berbagai ilmu
pengetahuan yang tersedia dan dapat
diakses melalui fasilitas TIK,
pengelolaan pengetahuan, jaringan
pakar, jaringan antara institusi
pendidikan, dll.
Kedua, fungsi TIK sebagai alat bantu
pembelajaran dapat berupa alat bantu
mengajar bagi pengajar, alat bantu
belajar bagi pebelajar, serta alat
bantu interaksi antara pengajar dengan
pebelajar.
Ketiga, fungsi TIK
sebagai fasilitas pendidikan di kampus/tempat belajar dapat
berupa pojok internet, perpustakaan
digital, kelas virtual, lab
multimedia, papan elektronik, dll.
Aplikasi TIK dalam pembelajaran terutama
dalam pembuatan materi
pembelajaran, media dan e-learning.
3.1
Media Pembelajaran berbasis TIK
Menurut Arsyad (2008) kata media berasal
dari bahasa Latin medius yang
berarti “tengah”, “perantara” atau
“pengantar”. Pengertian media mengarah
kepada sesuatu yang mengantar atau
meneruskan informasi (pesan) antara
pemberi pesan (sumber) dan penerima
pesan. Hubungan komunikasi interaksi
akan berjalan lancar dan tercapai hasil
yang maksimal apabila digunakan alat
bantu yang disebut media.
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pembelajaran
diartikan sebagai proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Agar proses pembelajaran berlangsung
dengan baik dan dengan hasil yang
optimal maka media pembelajaran sangat
diperlukan. Dalam proses pembelajaran,
media didefinisikan sebagai sesuatu yang
membawa informasi atau pengetahuan dalam
interaksi yang berlangsung antara
dosen dan mahasiswa atau antara gugu dan
siswa.
Setiap media yang digunakan pada umumnya
memiliki manfaat untuk
tujuan pencapaian proses belajar
mengajar. Menurut Sujana (dalam Pasek, 2011)
media pembelajaran memiliki empat
manfaat. Pertama, pembelajaran akan lebih
menarik perhatiam mahasiswa/siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar. Kedua, materi pembelajaran akan
lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh mahasiswa/siswa.
Ketiga, metode mengajar akan lebih
bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh
dosen, sehingga mahasiswa tidak bosan
dan dosen tidak kehabisan tenaga.
Keempat, mahasiswa lebih banyak
melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian dosen, tetapi juga
aktivitas lainnya seperti mengamati,
melakukan, mendengarkan, dan
mendemontrasikan.
Munadi (dalam Saprudin, 2010)
menjelaskan bahwa media pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif
dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efektif dan efisien.
Hakekat media dalam proses pembelajaran
berfungsi sebagai instrumental, dengan
kata lain media berarti tidak hanya
sekedar alat saja, namun untuk mencapai atau
memiliki tujuan. Alat yang dimaksud
dalam media adalah alat untuk memebantu
proses pembelajaran, alat untuk
mempermudah pemahaman masalah yang sedang
dibahas, dan alat untuk mempermudah
mengungkapkan hal-hal yang rumit. Jadi
sebagai alat, media bisa digunakan untuk
berbagai tujuan, tetapi tidak semua
tujuan, karena setiap media memiliki
ciri atau karakteristik dan kekhasannya
masing-masing, sehingga hanya tepat
digunakan untuk tujuan-tujuan yang khas
dan sesuai pula.
Setiap penggunaan media pembelajaran
memiliki tujuan dalam
pemcapaian tujuan pembelajaran. Raharjo
(dalam Pasek, 2011) menjelaskan
penggunaan media pembelajaran memiliki
enam tujuan: (1) sebagai ilustrator
yaitu berperan menggambarkan masalah
secara jelas, (2) membentuk kode
(sandi), (3) mampu menunjukkan gambaran
hidup (animasi), (4) memahami
maknanya (kodifikasi), (5) melahirkan
kesadaran baru (dekodifikasi), dan (6)
mewujudkan terjadinya perubahan ke arah
perbaikan (transformasi).
Terdapat berbagai jenis media
pembelajaran, antara lain: simulasi, audio,
visual, gambar, grafis, gambar cetakan,
audio visual, dan multimedia.
Penggabungan beberapa media sering
disebut multimedia. Menurut Hamalik
(1986), Jamarah (2002), dan Sadiman dkk
(1986) mengelompokkan media
berdasarkan jenisnya menjadi tiga jenis,
yaitu:
(1) Media audio, yaitu media yang hanya
mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti taperecorder.
(2) Media visual, yaitu media yang hanya
mengandalkan indera penglihatan
dalam wujud visual.
(3) Media audiovisual, yaitu media yang
mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai
kemampuan yang lebih baik, dan
media ini dibagi ke dalam dua jenis
yaitu: (a) audiovisual diam, yang
menampilkan suara dan visual diam,
seperti film sound slide, dan (b)
audiovisual gerak, yaitu media yang
dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak, seperti film, video
cassete da VCD.
Menurut tim pengembang MPBTIK (2010)
beberapa definisi multimedia yaitu:
(1) Multimedia adalah kombinasi dari
komputer dan video
(2) Multimedia secara umum merupakan
kombinasi tiga elemen yaitu suara,
gambar, dan teks.
(3) Multimedia adalah kombinasi dari
paling sedikit dua media input atau
output dari data, media ini dapat berupa
audio (suara, musik), animasi,
video, teks, grafik, dan gambar.
(4) Multimedia merupakanalat yang
menciptakan presentasi yang dinamis dan
interaktif ang mengkombinasikan teks,
grafik, animasi, audio, dan gambar
video.
(5) Multimedia adalah pemanfaatan
komputer untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, video
dan animasi dengan
menggabungkan link dan tool yang
memungkinkan pemakai melakukan
navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan
berkomunikasi.
Levie dan Lentz (dalam Sandi, 2011)
mengemukana empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual.
(1) Fungsi atensi. Seringkali pada awal
pembelajaran siswa tidak tertarik dengan
materi pelajaran. Media visual dapat
digunakan untuk menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi
pada isu pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran. (2)
Fungsi afektif. Gambar visual dapat
menggugah emosi dan sikap siswa. (3)
Fungsi kognitif. Sesuai hasil penelitian,
media visual dapat memperlancar
pencapaian tujuan untuk mengingat dan
memahami informasi atau pesan yang
terkandung dalam gambar. (4) Fungsi
kompensatoris. Media visual yang
memberikan konsteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi
dalam teks dan mengingatnya kembali.
3.2
E-learning
Secara sederhana e-learning dapat
diartikan sebagai pembelajaran
elektronik. LearnFram.Com dalam Glossary
of E-learning Terms mendefinisikan
e-lerning sebagai sistem
pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk
mendukung pembelajaran dengan media
internet, jaringan komputer, maupun
komputer standalone. Beberapa
istilah lain yang digunakan untuk e-learning
adalah: internet-based learning (pembelajaran
berbasis intenet), virtual learning
environment (pembelajaram
melalui lingkungan maya), dan web-based learning
(pembelajaran berbasis web). Menurut
Praherdhiono (2010) e-learning memiliki
kharakteristik seperti diuraikan di
bawah ini.
Karakteristik Penjelasan
Non-linearity Pemakai (user) bebas untuk
mengakses (browse)
tentang objek pembelajaran dan terdapat
fasilitas untuk memberikan persyaratan
tergantung
pada pengetahuan pemakai.
Self Managing Pemakai dapat mengelola
sendiri proses
pembelajaran dengan mengikuti struktur
yang
telah dibuat.
Feedback-Interactivity Pembelajaran
dapat dilakukan dengan interaktif
dan disediakan feedback pada proses
pembelajaran.
Multimedia-Learners style E-learning
menyediakan fasilitas multimedia.
Keuntungan dengan menggunakan
multimedia,
siswa dapat memahami lebih jelas dan
nyata
sesuai dengan tipe siswanya.
Karakteristik Penjelasan
Just in time E-learning menyediakan
kapan saja yang
diperlukan pemakai, untuk menyelesaikan
permasalahan atau hanya ingin
meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan.
Dynamic updating Mempunyai kemampuan
memperbaharui isi
materi secara otomatis pada perubahan
yang
terbaru.
Easy Accessibility/Access
Ease
Hanya menggunakan browser atau mungkin
diperlukan beberapa aplikasi pendukung.
Collaborative learning Dengan tool
pembelajaran memungkinkan kita
saling interaksi, maksudnya bisa
berkomunikasi
secara langsung pada waktu yang
bersamaan
(synchronous) atau berkomunikasi
pada waktu
yang berbeda (asynchronous).
Pemakai bisa
berkomunikasi dengan pembuat materi,
siswa
yang lain, pengunjung.
Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi
pembelajaran elektronik terhadap kegiatan
pembelajaran di dalam kelas (classroom
intruction), yaitu sebagai tambahan
(suplement) yang sifatnya
pilihan/opsional, pelengkap (complement), dan
pengganti (substituent).
E-learning memiliki kelebihan
dibandingkan dengan pembelajaran
langsung yang biasa digunakan saat ini.
Berikut adalah kelebihan yang ada dalam
e-learning.
a) Interactivity: Siswa maupun pengajar
memungkinkan tersedianya komunikasi
lebih banyak dan interaktif, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
b) Independency: Mengenai tempat, waktu,
pengajar menjadi fleksibel.
Pembelajaran lebih berorientasi pada
siswa (siswa lebih banyak aktif).
c) Accessibility: Dengan menggunakan
teknologi, banyak sumber-sumber yang
mudah dicapai.
d) Adaptivity: Mudah beradaptasi dengan
lingkungannya. Bebas, dapat
sambil beristirahat.
e) Enrichment/enlivenment: Dalam
presentasi untuk memperkaya pengajaran
memungkinkan menggunakan video
streaming, simulasi, dan animasi.
IV.
Penutup
Kemajuan dalam Teknologi Informasi dan
Komunikasi yang dicapai saat
ini tergantung dari perkembangan sains
khususnya material yang digunakan dalam
komputer. Teknologi Informasi dan
Komunikasi ini memberikan nilai manfaat
yang sangat besar dalam pendidikan
khusunya dalam pembelajaran, karena TIK
sangat membantu pembelajaran, mulai dari
pembuatan materi ajar, media, sampai
e-learning.
Daftar
Pustaka
Arsyad, A. 2008. Media Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
György Inzelt. 2008. “Conducting
Polymers”. Berlin. Heidelberg: Springer.
Haddad, W D. (2011). Technology and
Teacher Education: Making the
Connection. Sumber:
http://www.techknowlogia.org/TKL_active_pages2/CurrentArticles/
main.asp?IssueNumber=18&FileType=PDF&ArticleID=434
(diakses
tanggal 31 Mei 2011).
Karsenti, T. (2011). From Blackboard to
Mouse Pad: A Case Study of the
Effectiveness of E-Learning and
Technology in Teacher Education
Programs. Sumber: http://www.Techknow
logia.org/TKL active_pages2/
CurrentArticles/main.asp?IssueNumber=18&FileType=PDF&ArticleID=
446 (diakses tanggal 31 Mei 2011)
Klabunde, K. J. 2001. Nanoscale Material
in Chemistry. Singapore: Wiley-
Interscience.
Ratner, M. dan Ratner, D. 2003.
Nanotechnology. New Jersey: Prentice Hall.
MacKinnon, S. (2011). Technology
Integration in the Classroom: Is There Only
One way to Make It Effective?
Sumber:http://www.techknowlogia.org/
TKL_active_
pages2/CurrentArticles/main.asp? Issue
Number=18&FileType
=PDF&ArticleID=445 (diakses tanggal 31 Mei
2011).
0 komentar:
Posting Komentar