WELCOME TO CANDRA PRATAMA JIHAN BLOG

Selamat membaca isi dari bloger ini.Mungkin ada yang bermanfaat di dalam bloger ini...

.......GOOD LUCK......

Selasa, 20 Maret 2012

Goa Gong Pacitan

Goa Gong begitu cantik/ Foto-foto: Firmansyah TNOLGoa Gong adalah goa terindah se-Asia Tenggara’, entah siapa yang memulai memberikan penilaian itu. Meski, saat ini belum ada satu lembaga independen pun yang memberikan penilaian atas keindahan goa tingkat dunia tersebut. Lantas, pantaskah goa sedalam 300 meter itu dijuluki demikian?
Memang, pemeritah daerah kabupaten Pacitan menaruh ekspektasinya yang besar  akan objek wisata yang satu ini. Selain, Pacitan terkenal dengan kota 1001 goa, daerah di Provinsi Jawa Timur ini juga memiliki beberapa objek wisata alam lainnya yang wajib dikunjungi.
Menakjubkan..Menakjubkan..Goa yang terletak di Desa Bomo Kecamatan Punung  kabupaten Pacitan ini berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Pacitan. Lokasinya cukup strategis karena berada di kawasan perbukitan di jalan lintas  Yogyakarta-Pacitan atau Wonogiri-Pacitan.
Warna-warniWarna-warniOrnamen stalagtit dan stalagmit khas pegunungan Asia yang terdapat di dalam goa tersebut memang cukup mengesankan dan begitu cantik. Dengan didukung pencahayaan lampu yang berwarna-warni membuat ’hidup’ suasana dalam goa. Jadi, bagi para pengunjung, tidak perlu repot-repot membawa senter pribadi atau menyewa senter yang di jajakan penduduk sekitar.
”Beberapa lampu memang ada yang masih mati (rusak), namun sudah diganti dengan lampu neon biasa. Karena untuk mendapatkan lampu warna dengan watt yang besar hanya tersedia di kota saja,” ungkap Soeripto, kordinator pengelola objek wisata goa gong kepada TNOL.
Berwarna Cokelat..Berwarna Cokelat..
Selain itu, bagi para pengunjung, sudah disediakan trek (jalur) masuk maupun keluar dengan pembatas stainless. Sehingga tidak perlu khawatir akan tersesat ketika berkeliling di dalam goa.
Trek menurun dan sesekali curam, membuat para pengunjung harus ’memasang’ mata ekstra. Di beberapa sudut terdapat kipas angin ukuran besar, konon fungsinya untuk mencairkan hawa goa yang cukup lembab khusunya bagi para pengunjung.
Pengunjung begitu menikmati..Pengunjung begitu menikmati..
Untuk menikmati keindahan Goa Gong yang memiliki tujuh ruang dan empat sendang itu,  cukup membayar tiket masuk Rp 4.000, per pengunjung dewasa dan Rp 2.500 pengunjung anak-anak. Beberapa warna ornamen goa yang semula berwarna Putih Gading atau Cokelat kekuningan masih tetap dipertahankan dengan di sinari lampu putih.
Di tengah perjalanan terdapat salah satu lorong goa berwarna kemerahan yang memiliki palang bertanda ’Dilarang Masuk.’ Menurut Darma, salah satu guide yang juga penduduk sekitar, lorong itu memang sengaja ditutup untuk keselamatan.
SuriptoSuripto
”Lorong itu masih cukup dalam, bisa sampai sekitar 150 meter ke dalam, masuknya juga hanya dengan cara merangkak. Memang tidak ada oksigen di dalam sana (goa) jadi nggak boleh masuk,” urai Darma.
Sebagian warga sekitar memang mengandalkan kehidupan dari goa tersebut. Karena pihak pengelola hanya memperbolehkan warga sekitar untuk berdagang di sana, baik souvenir, makanan ringan hingga jasa penyewaan senter atau guide.
Cahaya lampu semakin memperindah goa..Cahaya lampu semakin memperindah goa..
Konon Goa Gong pertama kali ditemukan oleh Mbah Noyosemito dan Mbah Joyorejo pada 1924 silam. Dan dibuka untuk umum pada 5 Maret 1996. Dahulunya, warga sekitar percaya tiga sumber air yang berada di dalam goa diyakini memiliki khasiat-khasiat tersendiri.
Khasiat tersebut antara lain bisa membuang kesialan, jampiraga (jamu) yang bisa menyembuhkan penyakit. Serta air yang berkhasiat merukunkan kehidupan rumah tangga. Namun, mitos tersebut akhirnya menguap ditelan zaman sehingga keindahan goa masih tetap terjaga hingga kini.

 Masa prasejarah
Saat memasuki pintu masuk goa, Anda langsung menuruni tangga yang telah disiapkan menuju tujuh ruang yang indah itu. Keheningan dalam goa bertambah khas oleh suara tetesan air dari langit goa. Pemandangan dinding berkilap oleh bias refleksi cahaya pada dinding yang basah. Situasi di dalam goa benar-benar menjadi kesempatan berkelana ke masa prasejarah.
Selain disuguhi stalaktit dan stalakmit yang memesona, daya tarik lain dari Goa Gong adalah terdapat ruang kristal yang begitu indah dan memesona.
Ruang kristal itu, menurut Wakino, dalam bukunya berjudul ”Gua Gong Obyek Wisata Potensial di Kabupaten Pacitan, penemuan goa pertama oleh Mbah Noyosemito dan Mbah Joyorejo pada 1924. Ketika itu Mbah Noyo dan Mbah Joyo masuk ke dalam goa untuk mencari sumber mata air, karena desa mereka sedang dilanda kemarau panjang. Awalnya kedua orang itu mencari sumber air di dalam goa yang berjarak sekitar 400 meter dari permukiman penduduk. Ketika di dalam goa mereka menyusuri lorong goa, mereka menemukan beberapa sendang atau sumber mata air, dan bahkan sempat mandi.
Penemuan sumber air di dalam goa diceritakan kepada warga desa, namun tidak ada yang berani memasuki kawasan goa karena dianggap masih wingit atau angker. Cerita penemuan sumber air di dalam goa terus diulang, sehingga pada 5 Maret 1995, Surahmin (54) bersama sembilan warga lainnya memberanikan diri untuk masuk ke goa tersebut.
Soal nama
Pemberian nama Goa Gong, berhubungan erat dengan salah satu perangkat gamelan jawa. Konon, saat-saat tertentu, di gunung yang terdapat goa tersebut sering terdengar bunyi dari makhluk halus, seperti suara tabhuna gamelan jawa, reog, terbangan, dan suara yang sangat memilukan. Hal itu, papar Wakino, mendorong nenek moyang mereka untuk memberi nama gunung gong-gongan, sehingga menjadi Goa Gong.
Ruang di dalam goa, begitu indah, asri sekaligus unik dengan ukiran alam berupa stalaktit dan stalakmit. Ruang pertama penuh dengan ukiran alam, seakan menyambut dengan ucapan selamat datang. Pintu abadi itu seakan mengajak pengunjung memasuki ruang kedua dengan ukuran luas, dan dilengkapi beberapa sendang, seperti kamar mandi dibuat secara alami.
Dari ruang kedua, pengunjung bisa memandang ke bawah sebagai ruang ketiga, juga dilengkapi sendang dengan air yang jernih. Sepanjang penyusuran, di kiri kanan tampak beberapa lukisan dari batu-batuan yang menggambarkan suatu keagungan Tuhan. Juga banyak batu putih seperti kristal, pertanda goa ini belum dijamah manusia.
Di tengah perjalanan terdapat salah satu lorong goa berwarna kemerahan dan dipasang palang bertanda ”Dilarang Masuk.” Menurut Warti, lorong itu memang sengaja ditutup untuk keselamatan. Lorong itu dalam sekitar 150 meter ke dalam, sehingga untuk masuk saja harus merangkak. Apalagi di dalam goa tidak ada oksigen.
Dahulu kala, warga sekitar percaya tiga sumber air di dalam goa memiliki khasiat tersendiri. Khasiat tersebut antara lain bisa membuang kesialan, jampiraga (jamu) bisa menyembuhkan penyakit. Air berkhasiat itu bisa merukunkan kehidupan rumah tangga. Namun, mitos tersebut menguap ditelan zaman sehingga keindahan goa tetap terjaga hingga kini.
Pada 1996, Pemerintah Kabupaten Pacitan melengkapi Goa Gong dengan pagar pengaman untuk pengunjung di dalam goa, jalan setapak, lampu, serta kipas angin ukuran besar, sehingga selama berada di dalam goa terasa sejuk. Meski sudah dilengkapi fasilitas modern seperti pagar, lampu, dan kipas angin, Goa Gong adalah sebuah maha karya yang menakjubkan dan harus dikunjungi.

0 komentar:

Total Tayangan Halaman

Template by : kendhin x-template.blogspot.com